Understanding Students Differences
RICHARD M. FELDER
Department of Chemical Engineering North Carolina State University

REBECCA BRENT
Education Designs, I
nc


S
iswa memiliki berbagai tingkat motivasi, sikap yang berbeda tentang pengajaran dan pembelajaran, dan tanggapan berbeda yang spesifik dalam lingkungan kelas dan praktik instruksional. Jika guru benar-benar memahami ini, kesempatan yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan belajar bagi semua siswa mereka akan semakin baik. Ada tiga kategori keanekaragaman yang telah terbukti memiliki pengaruh  penting dalam proses belajar mengajar yakni perbedaan  gaya belajar siswa (cara karakteristik menerima  dan memproses informasi), pendekatan untuk pembelajaran tingkat pembangunan, dan intelektual (sikap tentang pengetahuan dan bagaimana harus diperoleh dan dievaluasi).

Menurunnya minat di bidang teknik di kalangan siswa sekolah menengah dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan penurunan pendaftaran di banyak perguruan tingi terutama di program insinyur. Masalah tersebut diperburuk oleh angka putus sekolah yang tinggi.
Setiap siswa memiliki latar belakang yang berbeda, kekuatan dan kelemahan, minat, ambisi, indera tanggung jawab, tingkat motivasi dan pendekatan dalam belajar. Metode pengajaran dan gaya belajar juga bervariasi.

Gaya belajar siswa berfokus pada berbagai jenis informasi dan cenderung menjalankan informasi dengan cara yang berbeda. Untuk meningkatkan pengembangan keterampilan di bidang teknik, harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan siswa.
Ada empat jenis peserta didik dalam skema klasifikasi, yakni:

Tipe 1 (konkret, reflektif). Tipe ini pelajar merespon dengan baik penjelasan tentang materi pelajaran berkaitan dengan pengalaman mereka, minat, dan karir masa depan.

Tipe2 (abstrak, reflektif). Tipe ini pelajar menanggapi informasi yang ditampilkan secara terorganisir, logis dan menguntungkan jika mereka diberi waktu untuk refleksi.
 
Tipe 3 (abstrak, aktif). Tipe ini pelajar merespon dan memiliki kesempatan untuk bekerja secara aktif dengan baik mengerjakan  tugas dan belajar dengan trial-and-error dalam sebuah lingkungan yang memungkinkan mereka untuk gagal.

Tipe 4 (konkret, aktif). Tipe ini peserta didik seperti menerapkan materi pelajaran dalam situasi baru untuk memecahkan masalah yang benar-benar nyata.

Menurut model yang dikembangkan oleh Felder dan Silverman gaya belajar siswa mungkin didefinisikan oleh jawaban atas pertanyaan:

1.Apa jenis informasi yang dipandang siswa istimewa. Sensorik (pemandangan, suara, sensasi fisik) atau insuitif (kenangan, wawasan, atau pikiran)?

2.Apa jenis informasi sensorik yang dipandang  paling efektif. Visual (gambar, diagram, diagram alir, demo) atau lisan (lisan dan penjelasan tertulis)?

3.Bagaimana siswa lebih memilih untuk memproses informasi: aktif
(Melalui keterlibatan dalam aktivitas fisik atau diskusi)
atau dengan merenung (melalui interospeksi)

4.Bagaimana kemajuan karakteristik siswa untuk paham: berurutan (dalam perkembangan logis) atau global (dalam gambaran besar).

Ada tiga pendekatan yang berbeda untuk
belajar
yang dijelaskan oleh Marton dan Saljo yakni pendekatan permukaan, pendekatan mendalam, dan pendekatan strategis.

Siswa yang mengadopsi pendekatan permukaan dalam belajar cenderung untuk menghafal tapi jangan mencoba untuk menempatkan mereka ke dalam konteks yang lebih luas, dan mereka mengikuti prosedur solusi rutin tanpa mencoba memahami mereka. Siswa-siswa dalam pendejkatan ini biasanya menunjukkan sebuah motivasi belajar yang eksentrik (Aku harus belajar ini untuk lulus kursus, untuk lulus, untuk mendapatkan pekerjaan yang baik).
Siswa yang mengadopsi pendekatan  mendalam tidak hanya mengandalkan penghafalan materi pelajaran dalam belajarnya tetapi juga berfokus pada pemahaman. Mereka memiliki motivasi intrinsik untuk belajar, dengan rasa ingin tahu intelektual daripada kemungkinan imbalan dari upaya mereka.

Siswa yang mengadopsi pendekatan strategis melakukan apa pun untuk mendapatkan peringkat atas. Mereka terorganisasi dengan baik dan efisien dalam mereka belajar. Mereka hati-hati menilai tingkat upaya yang mereka butuhkan untuk mencapai ambisi mereka, dan jika mereka bisa melakukannya dan mereka gagal mereka akan melakukannya.
Strategi pengajaran telah direkomendasikan untuk membantu guru memenuhi kebutuhan gaya belajar  sehingga mendorong siswa untuk mengadopsi pendekatan mendalam untuk belajar dan mendorong perkembangan intelektual siswa.

Penulis menyarankan sejumlah area yang menjanjikan untuk studi:
1. Memvalidasi instrumen yang digunakan untuk menilai gaya belajar, orientasi
untuk belajar, dan tingkat perkembangan erkembangan intelektual mahasiswa teknik
.
2. Karakterisasi siswa. Profil gaya belajar, orientasi untuk belajar, dan tingkat perkembangan intelektual mahasiswa teknik harus dinilai dan dianalisis.
3. Menetapkan korelasi antara tiga domain keanekaragaman. Korelasi antara gaya belajar, orientasi untuk belajar.
dan tingkat perkembangan intelektual harus diidentifikas
i.
4. Mengevaluasi efektivitas metode pembelajaran dan program